Permasalah sampah yang berasal dari sisa makanan atau food waste masih menjadi topik hangat diperbincangkan oleh khalayak masyarakat. Food waste juga turut serta menjadi salah satu penyumbang risiko terjadinya pemanasan global. Hal ini disebabkan karena adanya emisi gas karbon dioksida. Kondisi seperti ini tentu bukanlah hal yang kita inginkan terjadi secara terus-menerus. Di satu sisi tingginya food waste, angka kelaparan di Indonesia masih cukup tinggi. Perlu adanya penanganan dan kontribusi yang tepat dalam mengurangi food waste di Indonesia. Upcycled food merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan untuk menurunkan angka food waste. Nah, artikel Dapur Umami kali ini akan mengulas tentang upcycled food, cara mengurangi sampah sisa makanan masa kini.
Sisa makanan yang berakhir di tempat sampah bila kita telaah dengan baik berhubungan dengan hilangnya sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang hilang mulai dari proses budidaya bahan pangan, pemasakan hingga konsumsi. Misalnya dari satu porsi nasi goreng yang tidak kita habiskan di piring kita ada beberapa sumber daya yang terbuang, mulai dari tenaga petani saat melakukan penanaman padi, biaya distribusi beras, jasa koki dalam memasak menu nasi goreng dan tambahan biaya lainnya. Setelah mengetahui hal tersebut, sebaiknya kita mulai bijak dalam mengelola makanan yang kita konsumsi setiap harinya agar angka food waste dapat diturunkan dengan cepat. Selain itu, kehilangan kandungan gizi juga terjadi pada makanan yang terbuang sia-sia misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat pangan. Padahal kandungan gizi dalam makanan tersebut bisa membantu saudara kita yang mengalami kelaparan, gizi buruk, gizi kurang hingga stunting.
Upcycle Food adalah terminologi yang digunakan untuk menjelaskan proses penggunaan bahan pangan sisa atau yang akan terbuang menjadi produk baru sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Upcycled food adalah produk dengan nilai tambah tertentu yang memiliki manfaat sehingga tidak terbuang sia-sia. Pada beberapa negara maju, teknologi upcycled food banyak digunakan sehingga limbah yang dihasilkan bahan pangan dapat diminimalisir sedikit mungkin.
Artikel Terkait: 3 Bahan Makanan Sisa yang Masih Punya Kandungan Gizi, Yakin Mau Dibuang
Artikel Terkait: Kenali Kebutuhan Gizi & Porsi Makan Lansia untuk Cegah Food Waste
Contoh industri upcycled food adalah perusahaan yang memproduksi cold pressed juice menggunakan sisa atau ampas dari buah dan sayur untuk membuat produk keripik yang mengandung serat. Dengan adanya proses tersebut, maka semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dalam hal ini adalah buah dan sayur bisa dioptimalkan untuk menghasilkan produk yang dikonsumsi masyarakat.
Dalam pengembangan upcycled food dibutuhkan aplikasi ilmu gizi dan teknologi pangan yang tepat sehingga produk sampingan yang diolah menjadi makanan memiliki nilai guna yang tinggi dan disukai oleh masyarakat. Selain itu, perlu adanya sosialisasi dan promosi yang baik agar produk dari upcycled food yang dihasilkan bisa diterima oleh masyarakat secara luas.
(NTR-NIK)
