Sate madura
Warok yang memiliki sifat wira'i, maka dari itu di gunakanlah tusuk lidi sebagai media memakan daging ayam, dimana saat itu belum mengenal sendok sehingga tetesan sambal tidak mengenai jari-jari. Setelah itu Jaran Panoleh meminta izin kepada kakaknya sebagai adipati Ponorogo untuk mempelajari kehidupan rakyat ponorogo yang sulit di tebak yang akan di terapkan di Madura.[3][4][5]
selain itu Arya Jaran Panoleh tertarik dengan pakaian ksatria warok yang gagah dan meminta izin untuk digunakan oleh para pengawalnya. Atas perintah Batara Katong, saat Arya Jaran Panoleh beserta rombongan Sumenep pulang di kawal oleh pasukan warok secara khusus yang kemudian warok-warok ini menjadi pengawal kadipaten Songenep.