TEMPE
1. Baik untuk Pencernaan
Makanan yang difermentasi mengandung probiotik. Probiotik menguntungkan, karena dapat memberikan manfaat kesehatan saat dimakan terutama untuk kesehatan pencernaan.
Studi telah menemukan bahwa probiotik meningkatkan pembentukan asam lemak rantai pendek di usus besar. Ini merupakan sumber energi utama untuk sel-sel yang melapisi usus besar Anda.
Meskipun penelitian telah memberikan hasil yang beragam, beberapa telah mengaitkan asupan prebiotik dengan peningkatan frekuensi tinja serta mengurangi peradangan saluran cerna2. Tinggi Akan Protein
Tempe mengandung protein yang tinggi sehingga anda akan merasa kenyang lebih lama. Satu cangkir (166 gram) tempe menyediakan 31 gram protein.
Dengan harga yang relatif lebih murah dan terjangkau, anda dapat memperoleh protein yang sama baiknya sebagai pengganti protein hewani. Selain itu, makanan ini juga cocok sebagai salah satu sumber protein bagi vegetarian. 3. Menjaga Berat Badan Ideal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi protein dapat meningkatkan thermogenesis (produksi panas). Ini mengarah pada peningkatan metabolisme dan membantu tubuh membakar lebih banyak kalori setelah makan.
Oleh karena itu makanan tinggi protein sering disarankan bagi mereka yang sedang menjalani program diet, agar tercapai berat badan yang ideal.
Dalam sebuah studi tahun 2014, 20 pria dengan obesitas yang melakukan diet protein tinggi yang mencakup protein berbasis kedelai atau berbasis daging. Setelah 2 minggu, mereka menemukan bahwa kedua diet sama-sama menghasilkan penurunan berat badan4. Menekan Nafsu Makan
Makanan tinggi protein juga dapat membantu mengendalikan nafsu makan. Hal ini karena konsumsi sumber protein akan memberikan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar.
Satu studi menemukan bahwa camilan kedelai berprotein tinggi juga meningkatkan rasa kenyang dan membuat kualitas diet lebih baik. Ini dibandingkan dengan camilan tinggi lemak.5. Bantu Menurunkan Kolesterol
Tempe mengandung isoflavon. Menurut penelitian, kandungan tempe tersebut dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol (baik kolesterol total maupun LDL).
Studi lain melihat efek protein kedelai pada kadar kolesterol dan trigliserida. Dalam studi tersebut, 42 peserta makan makanan yang mengandung protein kedelai atau protein hewani selama periode 6 minggu.
Dibandingkan dengan protein hewani, protein kedelai menurunkan kolesterol LDL (jahat) sebesar 5,7% dan kolesterol total sebesar 4,4%. Serta menurunkan trigliserida sebesar 13,3%.6. Mengurangi Stres Oksidatif
Studi menunjukkan bahwa isoflavon pada kedelai juga memiliki sifat antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas. Atom yang sangat tidak stabil ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan kronis.
Penumpukan radikal bebas berbahaya telah dikaitkan dengan banyak penyakit, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Sejumlah penelitian telah menunjukkan b