Sudah tepatkah pemenuhan asupan protein harianmu? Kadangkala kita masih bertanya-tanya apakah asupan protein yang dikonsumsi hari ini sudah sesuai dengan kebutuhan? Apakah mengonsumsi protein nabati lebih baik dibandingkan hewani atau justru sebaliknya? Nah, artikel Dapur Umami kali ini akan mengulas tentang protein nabati dan hewani serta kelebihan dan kekurangannya dalam memenuhi asupan harian kita.
Protein hewani atau protein nabati yang lebih baik
Berdasarkan sumber bahan pangannya protein diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu protein nabati dan hewani. Protein nabati merupakan jenis protein yang bersumber pada tanaman misalnya tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Adapun protein hewani merupakan protein yang bersumber pada hewan, misalnya daging, ikan, telur, dan susu.
Kombinasi konsumsi protein nabati dan hewani setiap harinya dapat membantu memenuhi kebutuhan asam amino esensial bagi tubuh. Rekomendasi asupan protein harian setidaknya 65% berasal dari protein nabati dan 35% berasal dari protein hewani.
Artikel Terkait: 5 Jenis Sumber Asupan Protein untuk si Kecil dan Rekomendasi Menu Umami
Daya cerna in vitro pangan sumber protein
Metabolisme dan daya cerna antara protein nabati dengan protein hewani memiliki perbedaan dimana daya cerna in vivo (daya cerna di dalam tubuh) protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tubuh kita cenderung lebih efisien ketika mencerna dan menggunakan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh.
Protein nabati, terutama dari bahan pangan yang bersumber dari kacang-kacangan mengandung senyawa anti-nutrisi yaitu tanin dan asam fitat. Kedua senyawa tersebut dapat menghambat penyerapan protein dan mineral di dalam tubuh. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi pangan, kandungan tanin, dan asam fitat dapat diturunkan dengan cara fermentasi sehingga daya cernanya dapat meningkat.
Kelebihan dan kekurangan protein hewani
Protein hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap dan lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Selain itu, kandungan zat besi dalam pangan sumber protein hewani merupakan zat besi heme yang memiliki penyerapan lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi non heme dalam pangan nabati. Selain memiliki beberapa kelebihan, pangan sumber protein hewani juga memiliki kekurangan. Kekurangan dikaitkan dengan kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam pangan hewani yang apabila dikonsumsi dalam jumlah besar dengan frekuensi sering dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi dan kanker.
Artikel Terkait: Panduan Gizi Seimbang untuk Mama Umami
Kelebihan dan kekurangan protein nabati
Sama halnya dengan protein hewani, pangan sumber protein nabati juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pangan sumber protein hewani adalah rendah lemak dan kolesterol, serta mengandung zat gizi dan senyawa fitokimia lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan seperti serat pangan, vitamin, mineral dan antioksidan. Namun, kekurangan protein nabati adalah memiliki kandungan asam amino yang tidak lengkap dan daya cerna in vivo rendah.
Pemilihan pangan sumber protein nabati dan hewani harus tepat dengan variasi yang beragam setiap harinya. Kombinasi antara protein nabati dan hewani dapat memenuhi kebutuhan gizi harian menjadi lebih baik. Karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengonsumsi kedua jenis bahan pangan tersebut. Jangan lupa untuk selalu menerapkan panduan Isi Piringku setiap kali makan ya!